Friday 30 October 2015

Kopi Wamena itu nama lain dari Kopi Papua, paling tidak untuk sementara ini

Ya, begitu yang hendak kami nyatakan kepada penikmat kopi di seluruh dunia, bahwa memang sebelum ada Kopi Wamena, yang bernama Baliem Blue Coffee sudah ada kopi Single Origin lain dari tanah Papua. Menurut pengalaman bagian Distrubusi dan Sales Kopi Papua, Pak Yafet (nama samaran karena yang bersangkutan tidak mau disebutkan namanya),

Pada tahun 1985 saya pernah beli dan minum Kopi ....., itu satu-satunya Kopi asal Tanah Papua, diproduksi di Tanah Papua yang pernah saya lihat, dan saya pernah beli beberapa kali, di tahun 1985. 1086, 1987, 1988, 1989, sampai 1994. Hampir sepuluh tahun lamanya kopi ini dijual di tempat Expo Waena, setiap ada acara expo ada saja Kopi ini. Namanya sudah dikenal orang waktu itu.
 Kopi itu masih ada, tetapi tidak pernah dia berkembang, dia di situ saja.
 Saya baru tahu ada Kopi Wamena hanya setelah tahun 1996, yaitu pada saat kakak saya sendiri yang berada di Wamena, dia datang minta mesin giling kopi manual. Saya tanya dia untuk kopi yang mana, lalu dia bilang di Wamena ada banyak orang sudah tanam, termasuk kaka juga sudah punya tanaman kopi. Kami sudah tahu goreng, tetapi kami tumbuk kopi dengan batu. Hasil tumbukan dengan batu tidak bisa kami jual, jadi mau cari mesin giling.
Baru pada tahun 2009, saat ada export perdana dari Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica ke Amerika Serikat, baru saya tahu kalau kopi yang dulunya sang kakak datang minta mesin giling itu nyata-nyata ada dan kini diekspor.

Maklum saja, karena selama lebih dari 20 tahun Pak Yafet tidak pernah ke Wamena, jadi dia masih ingat apa yang pernah ada 20 puluh tahun sebelumnya saja. Perkembangan baru tidak pernah dia tahu.

Dalam siaran tahun 2009 disebutkan yang diekspor ialah Kopi Baliem Arabica. Jadi, bukan Kopi Wamena yang diekspor, dan bukan juga Kopi Papua, tetapi Kopi Baliem Arabica. Yang mengekspornya ialah KSU Baliem Arabica, bukan Dinas Pertanian dan Perkebunan, bukan pemerintah kabupaten lewat dinas apapun. Ekspor inipun tidak dilakukan atas bantuan pemerintah, tetapi murni swadaya masyarakat, yang ditopang oleh USAID-AMARTA.

Pak Yafet lanjut bercerita,
Pada tahun 2014 dan 2015 saya datang ke Festival Danau Sentani, di Kalkhote Sentani baru saya minum Kopi Papua lagi, yang mereka sebut waktu itu sebagai Baliem Blue Coffee, bukan Baliem Arabica, bukan Kopi Papua, bukan Kopi Wamena.
Dari situ saya dapat alamat PAPUAmart.com, yang waktu itu belum didirikan, tetapi dalam alamat itu tertulis akan dibuka.
Nah, pada bulan Oktober ini saya datang dan lihat, ternyata yang dijual itu memang Kopi Wamena, tetapi namanya Baliem Blue Coffee.
Pak Yafet melanjutnya bahwa sebenarnya nama "Kopi Papua" dan "Kopi Wamena" sama saja, lama-lama nanti Kopi Papua akan hilang, yang akan ada ialah Kopi Wamena. Tetapi saya kata Yafet supaya trademark Baliem Blue Coffee tetap dipertahankan oleh KSU Baliem Arabica dan PAPUAmart.com, tetapi lebh memfokuskan diri untuk membranding Kopi Bubuk, bukan green beans-nya.

Kami dari KSU Baliem Arabica dan PAPUAmart.com ikut setuju tentang usulan Pak Yafet, paling tidak untuk sementara ini Kopi Wamena itulah Kopi Papua, dan Kopi Papua ialah Kopi Wamena. Nanti setelah branding Baliem Blue Coffee telah tuntas, maka akan muncul kopi Papua dengan branding yang lain, antara lain. Kami berdoa itu terwujud.



No comments:

Post a Comment